Tuesday, December 27, 2022

Ini Dua Alasan BNPB Tutup 6 Tower RSDC Wisma Atlet

 Suasana sejumlah pasien isolasi Covid-19 menjalani waktu rekreasi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin, 7 Maret 2022.

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Penurunan angka penderita Covid-19 menjadi alasan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengambil langkah untuk menutup Wisma Atlet yang saat ini menjadi rumah sakit darurat (RSD) Covid-19. Penutupan juga dilakukan untuk alasan meringankan beban anggaran negara.

"Wisma Atlet yang menjadi Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 awalnya kita buka untuk menampung pasien Covid-19, kita buka pada saat itu tujuh tower. Tapi selama 3 bulan belakangan tower-tower itu kosong karena gak ada yang dirawat disana lagi, paling hanya tower 6 yang kita buka itupun pasiennya hanya tinggal 4 orang. Makanya kami akan mengambil kebijakan untuk menutup RSDC itu demi efisiensi anggaran," ungkap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Kepala BNPB), Letjen TNI Suharyanto dalam jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Selasa (27/12/2022). PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Meskipun akan menutup 6 tower dari 7 tower yang selama ini digunakan, pihak RSDC masih menyisakan satu tower sebagai antisipasi melonjaknya kasus Covid-19 pasca liburan Natal dan Tahun Baru 2023. BESTPROFIT



"Tower 6 kita masih tetap hidupkan dibawah komando Kapuspen TNI yang nantinya akan mengoperasikannya, kalau kemarin kan di bawah koordinasi Kodam Jaya. Ini untuk mencegah lonjakan liburan Nataru 2023," lanjutnya.

"Tapi nanti kita lihat lagi kalau dalam 3 bulan kedepan masih kondisi yang sama maka akan kita tutup semuanya. Harapannya tidak ada lanjutan yah," tegasnya.

Selain akan menutup Wisma Atlet, pihaknya juga akan tetap mempersiapkan rumah sakit yang selama ini jadi rujukan pasien Covid-19. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­


"Kita tetap akan operasikan rumah sakit yang selama ini jadi rujukan pasien covid-19. Jad fokusnya disitu," terangnya.

Letjen Suharyanto juga menyatakan saat ini pihaknya akan mempersiapkan diri menghadapi masa transisi dari masa pandemi menuju endemi.

"Tapi tetap keputusan perubahan itu ditangan pemerintah Indonesia yang akan berkoordinasi dengan WHO karena Covid-19 kan menyerang global. Jadi masa endemi itu bukan hanya kewenangan Indonesia saja tapi WHO yang juga nanti menentukan masa itu, yang jelas kita persiapkan masa transisinya," tandasnya. Jakarta, Beritasatu.com

No comments:

Post a Comment