Friday, October 20, 2023

Angin Segar dari Bos The Fed, Kripto Kompak Naik

 Ilustrasi/ Cryptocurrency / Aristya Rahadian Foto: Ilustrasi/ Cryptocurrency

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto menguat secara bersamaan dalam 24 jam terakhir setelah Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan dovish pada November 2023 dan proyeksi persetujuan ETF lebih cepat.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Jumat (20/10/2023) pukul 07.01 WIB, pasar kripto naik berjamaah. Bitcoin menguat 1,44% ke US$28.729,88 meskipun secara mingguan melonjak 7,41%.

Ethereum menguat tipis 0,29% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir naik 1,83%.

XRP terbang 6,59% secara harian diikuti secara mingguan juga melonjak 7,73%.

Begitu pula dengan Solana yang merangkak naik 6,43% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan berada di zona positif 17,14%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital naik 1,01% ke angka 1.158,21. Open interest terapresiasi 2,22% di angka US$25,23 miliar.

Sementara dilansir dari Alternative.me, bitcoin fear & greed index tercatat berada di posisi 52 yang mana merupakan kategori netral atau sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan hari kemarin (19/10/2023) yang berada di angka 50 dengan kategori netral juga.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 47 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Apresiasi pasar kripto hari ini ditopang oleh sentimen lain dari luar negeri yakni pidato Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell. Pernyataan Powell memang dinilai lebih dovish tetapi dia tetap menegaskan adanya potensi kenaikan suku bunga di masa depan jika inflasi AS belum juga bergerak ke arah target The Fed yakni 2%.

Powell dalam pidatonya di acara Economic Outlook di Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, Kamis (19/10/2023) mengatakan inflasi dan ekonomi masih terlalu tinggi. Namun, tingginya imbal hasil US Treasury akan membuat ekonomi AS mendingin.

Pernyataan ini mengisyaratkan jika The Fed akan menahan suku bunga acuan pada pertemuan mendatang meskipun tetap menekankan adanya potensi kenaikan di masa depan jika ekonomi dan inflasi AS masih panas.

"Inflasi terlalu tinggi dan butuh beberapa bulan untuk membuat keyakinan bahawa inflasi melandai bergerak sesuai target kami. Kita tidak tahu kapan inflasi akan melandai dalam beberapa kuartal ke depan. Jalan untuk menuju ke sana (inflasi rendah) mungkin akan penuh riak dan butuh waktu. Namun, kami tetap berkomitmen untuk membawa inflasi ke 2%," tutur Powell, dalam pidatonya, dikutip dari situs The Fed.

Hal ini memberikan angin segar bagi risk asset seperti kripto untuk mengalami penguatan.

Sementara itu, perkembangan berita aplikasi dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin (ETF) akan disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dalam waktu dekat dinyatakan oleh analis JPMorgan.

Analis yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou percaya persetujuan ini dapat terjadi "dalam beberapa bulan" dan kemungkinan besar sebelum batas waktu 10 Januari 2024 untuk pengajuan Ark Invest dan 21Shares.

Optimisme ini dipicu oleh keputusan SEC untuk tidak mengajukan banding atas keputusan pengadilan baru-baru ini yang mendukung Grayscale Investments. Pekan lalu, SEC mengizinkan kasus Grayscale berakhir di tingkat banding, yang dimenangkan perusahaan di pengadilan bulan sebelumnya.

Analis mencatat bahwa perkembangan ini telah menyebabkan "peningkatan optimisme terhadap persetujuan beberapa ETF bitcoin spot." Mereka juga menyarankan bahwa SEC akan dipaksa untuk menyetujui ETF BTC spot sebagai akibat dari keputusan pengadilan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

No comments:

Post a Comment