Monday, January 8, 2024

Kripto Senilai US$600 Juta Dicuri! Pasar dalam Zona Merah

 Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Thought Catalog on Unsplash) Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Thought Catalog on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto mayoritas mengalami depresiasi dalam 24 jam terakhir setelah laporan yang menunjukkan pencurian kripto di Korea Utara dengan nominal yang besar serta sikap wait and see pasar perihal dana diperdagangkan di bursa (ETF bitcoin spot) oleh US Securities and Commission Exchange (SEC).

Merujuk dari CoinMarketCap pada Senin (8/1/2024) pukul 6.17 WIB, pasar kripto didominasi melemah. Bitcoin naik tipis 0,34% ke US$43.953,35 dan secara mingguan mengalami apresiasi 4,2%.

Ethereum berada di zona negatif 0,53% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan masih turun 2,48%.

Solana mengalami depresiasi 2,98% secara harian dan secara mingguan berada di ambruk 11,03%.

Begitu pula dengan Cardano yang berada di zona merah 3,71% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan ambles 15,92%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,56% ke angka 1.793,23. Open interest terdepresiasi 0,93% di angka US$35,46 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 68 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed/optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Dilansir dari cointelegraph.com, peretas dari Korea Utara mencuri kripto senilai US$600 juta pada tahun 2023, menurut penelitian dari TRM Labs. Hal ini memberikan dampak negatif bagi industri kripto itu sendiri.

Laporan tanggal 5 Januari menunjukkan bahwa peretas Korea Utara mungkin telah mencuri kripto senilai hingga US$700 juta, meskipun hanya US$600 juta yang dikonfirmasi. Sejak 2017, peretas Korea Utara telah mencuri kripto senilai sekitar US$3 miliar.

Menurut TRM Labs, metode pencucian uang di Korea Utara terus berkembang untuk "menghindari tekanan penegakan hukum internasional." Peretas ini biasanya menargetkan kunci pribadi atau frase awal pengguna sebelum mentransfer dana curian ke dompet yang dikendalikan Korea Utara. Dana tersebut pada akhirnya akan ditukar dengan Tether

"Kehebatan peretasan Korea Utara memerlukan kewaspadaan dan inovasi berkelanjutan dari dunia usaha dan pemerintah," kata TRM Labs.

Sementara itu, dalam hal ETF bitcoin spot, investor masih sabar menunggu keputusan SEC, beberapa pedagang menggunakan waktu yang penuh ketegangan ini untuk bertaruh apakah aplikasi tersebut akan disetujui pada Januari 2024 ini atau tidak.

Bahkan di situs perjudian Polymarket yang berbasis di Polygon, para pedagang telah memasang taruhan "Ya" atau "Tidak" apakah permohonannya akan disetujui.

Hingga kini, sudah ada setidaknya US$1,5 juta telah dipasang, dengan sebagian besar pedagang memilih "Ya."

CNBC INDONESIA RESEARCH

No comments:

Post a Comment