Friday, June 14, 2024

IHSG Merosot Nyaris 1% dan Balik Lagi ke 6.700-an, Ada Apa?

 Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau merosot nyaris 1% pada perdagangan sesi I Jumat (14/6/2024), di mana IHSG kembali menyentuh level psikologis 6.700.

Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG merosot 0,99% ke posisi 6.764,17. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 6.700, menjadi yang terendah sepanjang tahun ini atau sejak awal November 2023, tepatnya pada perdagangan 3 November 2023.


Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 9,9 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 463.184 kali. Sebanyak 158 saham menguat, 380 saham terkoreksi, dan 205 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,93%.

Sedangkan dari sahamnya, saham bank Himbara yang juga menjadi saham bank raksasa kedua dari kapitalisasi pasarnya yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 10,6 indeks poin.

IHSG nyaris lesu sepanjang pekan ini, di mana pada pekan ini IHSG cenderung menguat hanya sekali saja yakni pada Senin lalu.

Lesunya indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut terjadi meski sentimen pasar dari global masih cenderung positif.

Setelah inflasi konsumen (consumer price index/CPI) Amerika Serikat (AS) kembali melandai, pada Kamis kemarin inflasi produsen (producer price index/PPI) AS periode Mei 2024 juga melandai.

PPI melandai ke 2,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Mei 2024, dari sebelumnya tumbuh 2,3% (yoy) pada April 2024. Secara bulanan (month-to-month/mtm), PPI melandai ke 0% pada Mei 2024, dari sebelumnya tumbuh 0,5% pada April 2024.

Sebelumnya pada Rabu lalu, CPI AS periode Mei 2024 menyentuh 3,3% (yoy), turun lebih dalam dibandingkan perkiraan pasar di 3,4% yoy. CPI inti juga mencatat hasil lebih baik dari konsensus pasar, menyentuh 3,4% yoy.

Membaiknya data inflasi Negeri Paman Sam membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pun kembali mengindikasikan akan memangkas suku bunga acuannya sekali pada tahun ini.

The Fed pada Kamis dini hari waktu Indonesia kembali menahan suku bunga di level 5,25-5,50%. Namun, pemangkasan suku bunga acuan tetap disesuaikan dengan kondisi inflasi AS.

"Kami melihat laporan hari ini (inflasi yang melandai) sebagai kemajuan dan bisa membangun rasa percaya diri. Namun, kepercayaan diri kami belum sampai pada tahap membenarkan keputusan untuk mulai melonggarkan kebijakan pada saat ini," tutur Chairman The Fed Jerome Powell pada saat konferensi pers usai rapat FOMC, dikutip dari CNBC International.

Dalam pernyataan resminya, The Fed menegaskan jika komite tidak akan menurunkan target (suku bunga) sampai kami lebih percaya diri melihat inflasi bergerak ke arah 2% secara berkelanjutan.

Dalam rapat kali ini, The Fed juga merilis dokumen dot plot. Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga.

Dalam dokumen terbarunya, median dari proyeksi The Fed mengindikasikan hanya ada sekali pemotongan pada tahun ini sebesar 25 bps, paling lambat pada Desember 2024.

Proyeksi ini jauh lebih rendah dibandingkan pada Maret 2024 di mana The Fed mengindikasikan ada tiga kali pemotongan dengan besaran 75 bps.

Sikap hawkish The Fed ini sebenarnya sudah sesuai dengan perkiraan untuk menahan suku bunga pada pertemuan bulan ini.

Sayangnya, dengan probabilitas pemangkasan suku bunga hanya sekali. Ini bisa memicu tren higher for longer yang dapat menjadi sentimen negatif bagi aset berisiko seperti saham.

CNBC INDONESIA RESEARCH

No comments:

Post a Comment