Friday, November 8, 2024

Erick Buka Opsi BRI, BSI dan Pegadaian Jadi Bank Emas

 

Menteri BUMN Erick Thohir dalam SPBE Summit 2024 dan Peluncuran GovTech Indonesia, Istana Negara, (27/5/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir dalam SPBE Summit 2024 dan Peluncuran GovTech Indonesia, Istana Negara, (27/5/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), dan PT Pegadaian (Persero) dapat menjadi opsi untuk menjalankan bullion bank. Ia mengatakan ekosistem emas sudah tersedia di Indonesia, dan tabungan emas menjadi kesempatan yang besar.

"Nah ini yang tadi kalau dulu, ekosistemnya emasnya belum nyambung. Kalau ini kan udah bisa menjadi proven. Bahwa ini barangnya sudah ada, jadi supaya ekosistemnya besar. Jadi ini kesempatannya akan jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya," kata Erick selepas penandatanganan jual beli emas batangan antara PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) di Jakarta, Kamis (7/11/2024).

Ia mengatakan pihaknya akan menggencarkan pembentukan bullion bank ini di pemerintahan. Bahkan, Erick juga meminta Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso untuk dapat bersinergi dengan ketiga BUMN bidang finansial itu untuk dapat membentuk bullion bank.

"Kebetulan kita punya tadi, seperti Pegadaian, BSI, BRI, ini bisa menjadi opsi untuk bullion bank," tandasnya.

Pembentukan bullion bank ini bukan tanpa alasan. Menurut Erick, basis ekonomi masyarakat harus digali dengan mendorong kepemilikan emas. Ia juga mengatakan sudah pernah dibahas dalam rapat terbatas bahwa Indonesia harus memiliki bullion bank sendiri.

Erick memaparkan bahwa untuk cadangan emas, Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar di dunia. Namun, untuk cadangan emas batangan, Indonesia jauh di posisi ke-43, dengan jumlah 78,5 ton saja.


Menurutnya, program hilirisasi mengkoreksi inefisiensi tersebut. Dalam hal ini, Antam tidak harus melakukan impor bahan baku untuk pabrik logam mulianya lagi. Sebab, Antam telah memborong 30 ton emas dari pabrik "raksasa" Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur.

Namun begitu, Erick mengatakan pasar logam juga harus menjadi bagian dari hilirisasi.

"Dan kalau kita lihat, dengan pertumbuhan ekonomi kita makin baik, dan tentu sebagai opsi tabungan masyarakat Indonesia, tabungan emas ini menjadi sesuatu yang perlu kita dukung juga ke depan," ujarnya.

Dengan begitu, diharapkan cadangan emas batangan di Indonesia juga bisa terus bertambah melalui tabungan emas masyarakat.

"Tetapi tidak negara sendiri, tetapi bersama masyarakat yang memang kita pastikan ekonominya makin hari, makin baik," pungkas Erick.

No comments:

Post a Comment