Tuesday, April 6, 2021

Revolusi Sunyi dari Mereka yang Takut Berdemonstrasi

 Revolusi Sunyi dari Mereka yang Takut Berdemonstrasi

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI Ribuan tenaga kerja Myanmar melancarkan aksi mogok kerja dalam beberapa bulan terakhir sejak kudeta 1 Februari lalu.

Pegawai, dokter, insinyur, petugas bea cukai, buruh pelabuhan, petugas kereta api, dan pekerja tekstil, semua bergabung dalam gerakan pembangkangan sipil (CDM).

Sejumlah tenaga kerja termasuk dari korban 550 orang tewas akibat kekerasan militer sejak terjadi kudeta. Sebagian lagi ditangkap atau masih hilang. PT BESTPROFIT

Namun mereka mengatakan junta memaksa mereka melakukan tindakan radikal, meski mereka tidak bisa ikut turun ke jalan bersama demonstran yang lain.

"Saya tidak punya uang lagi. Saya takut, tapi tidak ada pilihan. Kami harus menghancurkan kediktatoran ini," kata Aye, pegawai bank berusia 26 tahun kepada AFP, seperti dilansir laman Channel News Asia, Senin (5/4). BEST PROFIT

"Kami tidak berdemo di jalanan, kami terlalu takut masuk daftar militer sebagai orang yang akan ditangkap. Revolusi kami adalah revolusi sunyi."

Perlawanan mereka terus berlanjut meski militer-- lewat media pemerintah-- kerap mengancam orang untuk tetap pergi bekerja. Para tenaga kerja itu justru makin kuat. PT BESTPROFIT FUTURES

"Gerakan kami terus tumbuh," kata Thaung, pegawai penerbangan kepada AFP seraya mengatakan lebih dari separuh dari 400 pegawai di departemennya belum kembali bekerja.

Krisis ini kian menyulitkan perekonomian Myanmar, salah satu negara miskin di Asia, di tengah hantaman pandemi. Sekitar seperempat penduduk hidup dengan kurang dari USD 1 per hari. BPF

"Junta tidak siap dengan perlawanan semacam ini," kata Francoise Nicolas, Direktur Asia Institut Hubungan Internasional Prancis.

Dengan pegawai perbankan yang mogok dan tenaga kerja kesulitan mendapat upah dan mesin ATM juga kosong. BESTPROFIT

SUMBER. MERDEKA.COM

No comments:

Post a Comment