Wednesday, October 6, 2021

Gawat! AS Terancam Resesi, Yellen Kasih Warning

 Janet Yallen Foto: reuters

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyebut negeri itu kemungkinan bakal jatuh ke dalam resesi. Peringatan itu akan menjadi kenyataan jika Kongres gagal menyetujui RUU batas pinjaman pemerintah federal dalam waktu dekat.

Jika aturan itu tak keluar, pemerintah tak bisa menambah dana segar untuk membayar utangnya. Ini akan berimplikasi pada kemungkinan gagal bayar (default) AS yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah negeri itu. 

PT BESTPROFIT


"Saya menganggap 18 Oktober sebagai tenggat waktu," tegas Yellen dalam wawancara dengan CNBC "Squawk Box" dikutip Rabu (6/10/2021). BEST PROFIT


Sementara itu Presiden AS Joe Biden meminta Kongres menaikkan batas utang minggu ini. Ia menegaskan ini untuk menghindari gejolak ekonomi yang hampir pasti."Akan menjadi bencana besar," ujarnya lagi. "Saya sepenuhnya melihat ini akan menyebabkan resesi." BESTPROFIT

n yang seorang Partai Demokrat menyalahkan pimpinan Republik di Senat Mitch McConnel. Ia dianggap menghalangi UU yang akan mengangkat batas pinjaman.

Pasalnya sebelumnya RUU itu disetujui DPR AS. Namun pekan lalu, ketyika pembahasan dibawa ke Senat AS, mengingat konsep legislatif yang dua kamar, Senat Republik bersatu menggalkannya.

Saat ini batas utang pemerintah AS adalah US$ 28,4 triliun. Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.315 seperti kurs tengah Bank Indonesia (BI) 1 Oktober 2021, jumlah itu menjadi Rp 406.546 triliun. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

Bide

Sebelumnya agar pemerintah tidak shutdown, Biden sudah meneken beleid untuk mendanai kebutuhan pemerintahan hingga 3 Desember 2021. Ini sebelumnya dianggap Senat Republik jalan terbaik dibanding menambah utang.

Namun masalah belum selesai. Aturan itu terbatas, hanya menjadi payung hukum untuk anggaran operasional pemerintahan dan kebutuhan yang sudah dianggarkan sebelumnya seperti penempatan pengungsi Afganistan sebesar US$ 6,3 miliar dan bantuan korban bencana US$ 28,6 miliar.

No comments:

Post a Comment