Wednesday, October 9, 2024

Harga Minyak Ambruk Gegara Pengumuman dari AS

 

Ilustrasi Kapal Tanker. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Kapal Tanker. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah di pasar spot alami penurunan bersamaan setelah Amerika Serikat (AS) merilis data investorinya yang melesat di atas ekspektasi pasar.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (9/10/2024) pukul 09:26 WIB, harga minyak brent naik 0,2% ke posisi US$77,34 per barel. Begitu pula dengan harga minyak WTI yang menguat 0,12% ke posisi US$73,66 per barel dibandingkan perdagangan sebelumnya (8/10/2024).

Dilansir dari Oilprice.com, kenaikan harga minyak yang tipis hari ini tampak tidak terlalu berpengaruh besar kepada market mengingat pada penutupan sebelumnya, harga minyak baik Brent maupun WTI mengalami penurunan yang sangat tajam setelah stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) naik mengejutkan sebesar 10,9 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 4 Oktober, menurut American Petroleum Institute (API).

Pada Selasa, Departemen Energi (DoE) melaporkan bahwa stok minyak mentah di Cadangan Minyak Strategis (SPR) meningkat sebesar 0,3 juta barel per 4 Oktober. Stok SPR kini berada di angka 382,9 juta barel, mencerminkan peningkatan lebih dari 35 juta barel dari level terendah multi-dekad yang tercatat musim panas lalu, namun masih 252 juta barel di bawah level saat Presiden Biden menjabat.

Harga minyak mengabaikan apa yang kini menjadi ancaman bagi pasar yakni potensi guncangan pasokan akibat konflik yang terus berlanjut di Timur Tengah. WTI dan Brent turun tajam menjelang rilis data API saat trader mengambil keuntungan dari lonjakan harga minyak baru-baru ini dan memantau permintaan yang lemah dari China.

Stok bensin turun minggu ini sebesar 557.000 barel, dibandingkan dengan peningkatan 900.000 barel minggu lalu. Hingga minggu lalu, stok bensin berada 1% di bawah rata-rata lima tahun untuk waktu tahun ini, menurut data EIA terbaru.

Stok distilat turun sebesar 2,59 juta barel, di atas penurunan 2,7 juta barel minggu lalu. Distilat sudah sekitar 8% di bawah rata-rata lima tahun hingga minggu yang berakhir 27 September, menurut data EIA terbaru.

CNBC INDONESIA RESEARCH

No comments:

Post a Comment